KARAKTERISTIK SEKUEN cDNA PENGKODEAN GEN ANTI VIRUS DARI
UDANG WINDU
A.
LATAR BELAKANG
Udang merupakan
salah satu komoditas perikanan unggulan dalam program revitalisasi perikanan,
disamping rumput laut dan tuna.
Akibat penurunan kualitas genetik berbagai biota budidaya yang
disebabkan oleh penyilang tanpa mengetahui seluk beluk induknya
ataupun pemakaian berbagai bahan kimiawi yang tidak jelas komposisinya
berdampak terhadap penurunan kondisi genetik organisme budidaya sehingga rentan
terhadap berbagai serangan penyakit. Hal ini terjadi pada beberapa jenis biota
budidaya misalnya udang windu (Penaeus monodon. Namun berkat teknologi
yang ada pada saat ini, organisme budidaya tersebut telah mengalami pemurnian
gen ataupun penyisipan DNA donor yang sekarang telah didapatkan organism
budidaya yang unggul.
Penerapan
tekhnologi transgenesis dalam peningkatan resistensi udang terhadap serangan
penyakit atau pathogen merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah
penyakit pada akuakultur.
Peranan bioinformatika dalam bidang budidaya sangat penting bagi
perkembangan dunia perikanan khususnya dalam bidang pemuliaan genetika,
rekayasa genetika untuk membuat penguat sistem imunitas yang memiliki kelebihan
yaitu memiliki kemampuan bertahan terhadap berbagai serangan penyakit akibat
virus ataupun mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan kematian
pada biota budidaya yang di hasilkan dari penyisipan Gen asing yang membawa
sifat unggul.
B.
TUJUAN
Tujuan
pada jurnal ini untuk mengetahui karakteristik gen anti virus yang diisolasi
dari udang windu (Panaeus monodon)
C.
HASIL
Langkah awal dalam proses transgenesis adalah isolasi dan karakterisasi DNA
komplementer (cDNA) pengkode antivirus dengan tujuan mengetahui tingkat
kesamaan sekuen dengan gen anti virus yang ada dalam Bank Gen. Sampel yang
digunakan haruslah yang lolos dari serangan WSSV karena diharapkan memiliki gen
pengkode ketahanan penyakit yang umumnya diatur oleh promotor tertentu.
Tahap selanjutnya yaitu ekstraksi DNA dengan sampel hepatopankreas udang
windu dan dilanjutkan denga sintesis cDNA dengan RT-PCR (Real Time PCR).
Selanjutnya, isolasi gen anti virus dilakukan pada PCR dengan menggunakan cDNA
sebagai templat DNA. Gen PmAV (gen pengkode anti virus udang windu) diisolasi
dengan menggunakan spesifik primer yang dibuat berdasarkan sekuen pada GenBank.
Gen anti virus hasil PCR selanjutnya dipurifikasi dan hasil purifikasi
selanjutnya dilakukan penderetan (sekuensing).
Analisis data dilakukan dengan menyejajarkan sekuen nukleotida dan deduksi
asam amino gen anti virus dengan sekuen anti virus dalam GenBank untuk
mengetahui kemiripan gen yang dihasilkan dengan menggunakan program BLAST (Basic
Local Aligment Search Tool) berupa BLAST-N untuk sekuen nukleotida dan
BLAST-P untuk sekuen protein atau asam amino. Hasil penderetan selanjutnya
dianalisis dengan program GENETYX ver 7 untuk mendapatkan kesamaaan sekuen,
deduksi asam amino dan keberadaan parameter penanda signal anti virus.
Gen anti virus dari DNA
komplementer (cDNA) hepatopankreas udang windu berhasil diisolasi dengan teknik
PCR. Pita tunggal pada pemisahan fragment pada gel elektroforesis menunjukkan
pada posisi 520 bp. Fagmen yang berhasil dimurnikan dijadikan sampel bahan
untuk sekuensing.
Analisis BLAST-N
menunjukkan kemiripan sekuen yang identik (100%) dengan gen anti virus, baik
yang diisolasi dari mRNA maupun dari genom DNA udang windu. Perbedaan query
adalah 100% dapat dipenuhinya gen yang diisolasi dari mRNA, sedangkan 95% pada
gen yang diisolasi dari genom DNA. Hal ini menunjukkan sekuen anti virus udang
windu (PmAV) yang diisolasi dari mRNA identik dengan sekuen dari gen yang
diisolasi.
Tingkat kesamaan sekuen
nukleotida yang tinggi memberikan indikator dalam kemiripan deduksi asam amino
yang diperoleh setelah translasi melalui program Genetyx. Analisis domain
deduksi protein cDNA antivirus udang windu menunjukkan ada kemiripan dengan C-type
lectin-like domain (CTLD). CTLD tersebut merupakan salah satu indikator
utama dalam prediksi karakter gen fungsional anti virus. Lectin dikenal
memiliki peranan penting dalam sistem pertahanan non-spesifik invertebrata
khususnya dalam fungsinya sebagai pengenal protein dan opsonin.
Hasil lain yang diperoleh
yaitu gen anti virus yang diisolasi dari udang windu ini tersusun atas 170 asam
amino yang dideduksi dari sekuen cDNA. Komposisi asam amino terbesar adalam
serin (10%) dan yang terkecil adalah prolin dan lisin (masing-masing 1,76%).
Dengan demikian didapatkan suatu kesimpulan bahwa isolasi dan identifikasi gen
pengkode ketahanan penyakit merupakan langkah awal dalam upaya peningkatan
imunitas udang.
D.
KESIMPULAN
Gen anti virus
PmAV telah berhasil di isolasi dari cDNA udang windu yang memiliki sekuen yang
identik (100%) dengan gen anti virus yang ada pada Bank Gen. gen anti virus
tersebut tersusun atas 170 asam amino, di mana komposisi asam amino penyusun
gen tersebut tertinggi adalah serin (10,00%), sedangkan yang terkecil adalah
prolin dan lisin masing-masing 1,76%. Analisis sekuen memperlihatkan keberadaan
C-type lectin-like domain (CTLD) yang merupakan indikator utama suatu gen
pengkode anti virus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar